Sinar Matahari

SINAR MATAHARI YANG SEHAT ADALAH SIANG BUKAN PAGI

  Media massa dan sekolah kedokteran mengajarkan kepada Anda bahwa sinar matahari di siang hari adalah tidak baik untuk kesehatan, dan berjemur yang sehat adalah di pagi atau sore hari. Tapi tahukah Anda bahwa penelitian sains holistik modern justru menyatakan hal yang beda? Sains holistik modern menyatakan bahwa sinar matahari yang baik untuk kesehatan adalah di siang hari dan justru sinar matahari di pagi dan sore harilah yang tidak baik untuk kesehatan!




Sinar matahari atau ultraviolet terbagi menjadi 3 macam, yaitu UVA (ultraviolet A), UVB (ultraviolet B), dan UVC (ultraviolet C). Tapi yang paling utama adalah UVA dan UVB. Sinar UVA dan UVC adalah jenis sinar matahari yang bisa menembus kaca dan awan tipis serta merupakan sinar penyebab mutasi sel kanker. UVB adalah jenis sinar matahari yang tidak bisa menembus kaca tapi merupakan sinar yang membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh kita walaupun membuat kulit jadi lebih gelap.

 Pembunuh yang Sebenarnya adalah UVA

 Dr. Dianne Godar dari Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM-nya Amerika, telah mengadakan penelitian yang mengindikasikan bahwa UVA kemungkinan bertanggung jawab sebagai penyebab epidemi melanoma (sejenis kanker kulit). Ini lain halnya dengan UVB yang memang membuat kulit kita tambah gelap tapi justru membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita.

UVA sanggup menembus kaca jendela, yang berarti Anda tetap terkena sinar ini ketika Anda di dalam ruangan atau di mobil. Justru UVB yang Anda butuhkan di situasi tertutup seperti ini tidak bisa menembus kaca bening apapun.

UVB dalam penelitian terlihat memilki efek melindungi kita dari melanoma. Dr. Godar mengemukakan bahwa kejadian melanoma berat lebih banyak dialami oleh pekerja di dalam ruangan, bukan di luar ruangan.

Rendahnya kadar vitamin D-lah yang meningkatkan resiko terhadap melanoma sedangkan kulit makin gelap karena terkena sinar matahari (UVB) mengurangi resiko terkena melanoma. Para pasien yang memaparkan diri sendiri ke UVB hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.

Baik UVA maupun UVB, keduanya menyebabkan kulit jadi lebih gelap, tapi yang paling “menggelapkan” adalah UVB (sinar baik). UVA menembus lebih ke dalam lagi di bagian kulit kita ketimbang UVB dan inilah yang memungkinkan timbulnya penuaan, kerut, dan kanker kulit.

Mengapa Cukup Terpapar Sinar Matahari Dapat Mengurangi Resiko Anda Terkena Kanker.

Terpapar sinar matahari yang cukup sebenarnya dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Dan REALITA memperlihatkan bahwa melanoma berkurang pada orang-orang yang sering terkena sinar matahari, tapi malah meningkat pada yang memakai sunscreen.

Masyarakat dan komunitas medis konvensional tidak menyadari bahwa paparan sinar matahari yang CUKUP (tidak berlebihan) membantu terbentuknya vitamin D dalam kulit dan vitamin D inilah yang mengatur modulasi genetika kulit yang melindungi kita dari abnormalitas akibat paparan sinar matahari.

Tapi tahukah Anda bahwa sinar matahari tidak hanya melindungi kita dari kanker kulit melanoma, tapi juga 16 jenis kanker lainnya, termasuk kanker pankreas, paru, payudara, rahim, prostat, dan kanker usus!

Jika Anda memakai Sunscreen (Tabir Surya), Anda menghilangkan Manfaat Sinar Matahari

Jika Anda selalu “sembunyi” dari sinar matahari bahkan selalu memakai sunblock atau sunscreen ketika Anda keluar di siang hari, kulit Anda tidak akan menghasilkan vitamin D dari paparan sinar matahari dan itu berarti Anda kurang perlindungan terhadap kanker.

Disamping itu, sunscreen hanya menghalangi UVB, sinar penyebab kulit gelap, sedangkan UVA (penyebab kanker tapi tidak menggelapkan kulit) tetap menembus kulit Anda. Sampai sekarang tidak ada sunscreen yang sanggup memblokir UVA dengan kadar yang tinggi.

Sinar UVA cukup konstan menyinari bumi sepanjang hari, tapi UVB yang baik untuk kesehatan kita sangat sedikit di pagi dan sore hari. Di siang harilah UVB terpancar sangat banyak.

Jadi jika Anda memutuskan untuk memakai sunscreen, pakailah yang bisa menahan UVA dan UVB tapi tidak mengandung dioxybenzone dan oxybenzone. Sedangkan bahan yang aman untuk menahan UVA dan UVB adalah titanium dioxide dan zinc oxide, yang merupakan bahan alami dan digunakan selama lebih dari 75 tahun sebagai sunscreen yang aman.

Tapi perlu diingat bahwa Anda tetap perlu terkena sinar matahari untuk beberapa saat untuk mencukupi kebutuhan vitamin D Anda.

Kapankah Waktu Terbaik untuk “Berjemur”?

Waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat UVB untuk menghasilkan vitamin D adalah SESIANG MUNGKIN. Itu berarti antara jam 10 pagi sampai dengan 2 siang. Anda tidak perlu berlama-lama berjemur atau terpapar sinar matahari di jam-jam ini. Hanya perlu kira-kira 20 menit. Beberapa orang yang sensitif terkadang hanya perlu 10 menit terpapar sinar matahari. Makin gelap kulit Anda, makin lama pula Anda perlu terpapar sinar matahari.

 Tapi ingat, jangan TERLALU LAMA terkena sinar matahari di siang hari, karena paparan BERLEBIH juga akan membakar kulit Anda!

Pada saat pagi dan sore hari, UVB tidak banyak terpancar sedangkan sinar “yang menguasai” di pagi dan sore hari adalah UVA, “si pembawa kanker”.

Anda kaget dengan informasi ini? Ya memang benar ini bertolak belakang dengan semua pemberitaan media massa dan medis konvensional. Tapi inilah kebenarannya.

Hati-Hati dengan Sains Palsu!

 Untuk membantu Anda mengetahui mana sains yang benar, Anda perlu melihat kepada sejarah dan fakta keseharian.

Coba Anda perhatikan para petani dan orang-orang desa (benar-benar desa, bukan subkota). Mereka adalah orang-orang yang SERING dan SELALU terkena sinar matahari, tapi Anda lihat bahwa mereka justru adalah orang-orang dengan fisik kuat dan sehat. Kulit mereka lebih gelap dibandingkan orang kota, tapi mereka tidak menderita kanker kulit.

 Ingat, REALITANYA adalah mereka SERING dan SELALU terkena sinar matahari bahkan DI SIANG HARI, bukan hanya di pagi dan sore hari!

 

Hati-hati terhadap uji ilmiah yang TIDAK didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian!

Inilah yang sering tidak kita sadari akan PERSYARATAN sains yang asli, yaitu UJI ILMIAH HARUS DIDUKUNG OLEH SEJARAH DAN FAKTA KESEHARIAN.  Seringkali komunitas medis konvensional membanggakan diri bahwa sains mereka telah didukung oleh banyak uji ilmiah. Sains mereka memang banyak uji ilmiahnya tapi sayang, LEBIH BANYAK (tidak semua) MERUPAKAN UJI ILMIAH DI LABORATORIUM, BUKANNYA DI LAPANGAN. 

 Disamping itu, kebenaran uji ilmiah mereka kebanyakan (tidak semua) tidak didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian. Ingat, uji ilmiah bisa dimanipulasi dan bisa sering terjadi kesalahan karena “human error”, sedangkan realita sejarah dan fakta keseharian tidak bisa dimanipulasi!

Inilah PERBEDAAN BESAR antara sains medis konvensional dengan sains holistik modern. Untuk mempermudah Anda membandingkannya, perhatikanlah tabel perbedaan di bawah ini.

SAINS MEDIS KONVENSIONAL  dan SAINS HOLISTIK MODERN

Ditunjang uji ilmiah, tapi kurang ditunjang realita sejarah dan fakta keseharian. Ditunjang uji ilmiah + ditunjang banyak realita sejarah dan fakta keseharian.(Inilah yang selalu tidak diperhatikan oleh masyarakat bahwa selain uji ilmiah, seharusnya ada BUKTI NYATA dari realita sejarah dan fakta keseharian karena UJI ILMIAH BISA DIMANIPULASI, SEDANGKAN REALITA TIDAK BISA DIMANIPULASI)

Uji ilmiah lebih banyak dilakukan di dalam laboratorium.  Uji ilmiah dilakukan di dalam laboratorium dan di lapangan.(Perlu Anda sadari bahwa sains sejati itu menyelidiki ALAM ASLI bukan  alam buatan, apalagi untuk kesehatan manusia. Manusia tidak tinggal di dalam laboratorium, jadi diperlukan uji ilmiah di lapangan untuk menentukan validitas kebenaran suatu ilmu kesehatan manusia. Habitat asli manusia bukan di dalam lab tapi di lingkungan bebas yang “penuh warna”).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Penggunaan Bensin Bertimbal

INVESTASIKAN DIRI ANDA