Pasukan Gajah dan Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Pasukan Gajah Raja Abraha (ilustrasi), Foto: Blogspot.com



Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal penanggalan Hijriah. Dalam penanggalan Masehi, perkiraan tanggal lahir Nabi Muhammad SAW jatuh pada abad ke-6 M, sekitar tahun 570 atau 571 M, di kota Makkah.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting dalam agama Islam, dan tanggal ini diperingati oleh umat Islam sebagai Maulid Nabi atau Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.

Maulid Nabi Muhammad SAW juga ditandai dengan kedatangan pasukan gajah yang dibawa oleh Raja Abraha yang kafir. Apa ceritanya?

Sebagaimana diceritakan dalam buku “Amalan Sepanjang Tahun: Meraih Pahala di Bulan Hijriah” terbitan Tinta Medina, di tengah masyarakat Arab Jahiliyah saat itu, kehinaan dan kehampaan hidup sungguh semakin parah.

Rusaknya nilai-nilai tauhid di sekitar Baitullah (Ka'bah) melalui kebiasaan masyarakat menyembah berhala memang sudah mencapai puncaknya. Hingga ancaman datang dari pasukan gajah yang ingin menghancurkan Ka'bah.

Ketika pasukan kuat yang membawa gajah hampir mendekati Bait Suci dan siap menghancurkannya, kaum musyrik dari kalangan Arab berkumpul mengelilingi Ka'bah dalam keadaan ketakutan dan khawatir akan serangan pasukan gajah.

Padahal mereka menyadari dan memahami bahwa patung yang mereka sembah tidak akan mampu mencelakakan atau memberi manfaat bagi mereka. Namun hal ini akibat dari kotornya hati yang tidak mau berusaha meraih hidayah Allah, masih percaya pada para penyembah patung.

Saat itu, Abdul Muthalib yang merupakan pemimpin kaum Quraisy hanya bisa tertegun dan pasrah, tidak mampu berbuat apa pun untuk melindungi Baitullah. Dia berdiri di hadapan rakyatnya dan berkata,

“Adapun Baitullah, aku serahkan sepenuhnya kepada pemiliknya, hanya Dia yang mampu menjaganya dari kehancuran.”

Dibalik Baitullah dia berdoa kepada-Nya,

“Ya Tuhan, sesungguhnya hamba-Mu telah menjaga (hartanya). Jagalah apa yang Engkau miliki (Baitullah) dari kehancuran. Kekuatan mereka tidak akan pernah mampu mengalahkan kekuatan-Mu. Jika Anda meninggalkan kami dan Ka'bah Anda, kepada siapa lagi kami harus meminta bantuan dan perlindungan?”

Tidak ada seorangpun yang mampu melindungi Baitullah pada saat itu. Jika Tuhan benar-benar marah kepada umat manusia saat itu, tentu Dia akan mendatangkan akhir dunia di wilayah tersebut. Namun Allah dengan sifat-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tetap menghendaki keamanan, ketentraman, dan kedamaian bagi umat manusia.

Saat itu kemudian Allah Ta'ala mengirimkan burung Ababil untuk menghancurkan dan melumpuhkan kekuatan pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abraha. Ketika pasukan ini sudah memasuki kota Makkah dan belum sempat menghancurkan Ka'bah, mereka sudah dihancurkan.

Mereka tak kuasa menolak kemampuan burung Ababil yang didatangkan Allah SWT. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah melalui firman-Nya dalam surat Al Fil ayat 1-5 sebagai berikut:


اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ

1. Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashaabil fiil

Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?

اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ

2. Alam yaj'al kai dahum fii tad liil

Artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ

3. Wa arsala 'alaihim tairan abaabiil

Artinya: dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ

4. Tar miihim bi hi jaaratim min sij jiil

Artinya: yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ

5. Faja 'alahum ka'asfim m'akuul

Artinya: sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Di tempat yang lain di sekitar Ka'bah, tepatnya di rumah Abdul Muthallib, suara riang gembira terdengar. Sebab, dari rumah tersebut lahir seorang bayi laki laki yang merupakan cucu Abdul Muthallib, dari putranya bernama Abdullah (yang telah meninggal dunia) dan istrinya, Aminah. Sang cucu kemudian diberi nama Muhammad. (Makkah, Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah).

Demikianlah Allah SWT menyelamatkan Baitullah dengan cara menyelimuti kota Makkah dengan rahmat dan ridha-Nya. Telah tiba waktunya bendera tauhid berkibar kembali di kawasan Makkah yang dikibarkan oleh keturunan Nabi Ismail AS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Penggunaan Bensin Bertimbal

INVESTASIKAN DIRI ANDA